TRIPOLI – LIBYA (Pos Kota) – Banjir darah dan kekerasan yang mematikan terjadi di Zawiya – Libya, pada hari Jumat (4/3), saat pasukan pro-pemerintah menembak mati para pengunjuk rasa damai.
Saksi mata mengatakan batalyon pasukan yang setia kepada Muamar Khadafi menyerang pengunjuk rasa dengan mortir dan senapan mesin saat mereka berdemonstrasi di Lapangan Syuhada, Kota Zawiya, bahkan mereka menyerang sebuah ambulans membuat penumpangnya terbunuh dan jatuh terluka.
“Banyak warga sipil tewas. Kami tidak dapat mengatakan berapa banyak yang telah kami kuburkan. Sembilan orang sejauh ini,” kata saksi. ”Serangan itu sungguh tak terlukiskan. Aparat menembak langsung kepada orang-orang ini..”
Kondisi kota Zawiya, di sebelah barat Tripoli, digambarkan ’angker’ di sepanjang perbatasan Libya. Sebaliknya kubu pemerintah menyatakan kota ini telah aman karena mereka berhasil mengambil alih kota ini dari “unsur-unsur bersenjata teroris,’” demikian televisi pemerintah melaporkan.
Jurubicara pemerintah Libya Majid al-Dursi mengatakan kepada CNN bahwa “Zawiya telah dikuasai, Kota Zawiya telah dibebaskan.”
Namun, saksi mata mengatakan pengunjuk rasa masih sesekali tampil di dalam kota, meskipun pasukan keamanan menguasai Kota Zawiya dan sekitarnya .
Sedikitnya 15 orang tewas dan 200 lainnya terluka di kota itu, menurut salah satu dokter, yang mengatakan “ada sebuah sungai darah” di rumah sakit tempat orang-orang yang terluka sedang dirawat. Dia mengatakan “situasi sangat buruk,” dengan fasilitas kehabisan pasokan alat-alat medis dan obat-obatan.
Tidak jelas apakah para korban berasal dari konfrontasi Lapangan Syuhada . Dokter mengatakan orang terluka mulai tiba di rumah sakit Jumat pagi, dan sebagian besar berasal dari luka tembakan.
Ini adalah perkembangan terbaru dari sejumlah konfrontasi yang mematikan di negara Afrika Utara yang kaya minyak dan menimbulkan pengungsian warga besar-besaran.
TRIPOLI
Di Tripoli, ibukota Libya, pasukan keamanan menghalau demonstran dengan gas air mata dan peluru karet, kata saksi. Konfrontasi terjadi setelah doa mingguan di lingkungan Tajura. Saksi mata mengatakan truk penuh dengan orang-orang bersenjata melewati jalan-jalan dan menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan orang banyak.
Pejabat pemerintah tidak membiarkan wartawan CNN masuk ke Tajura tapi CNN melihat kehadiran banyak polisi bersama petugas keamanan bersenjata di pinggiran kota itu. Aparat merazia mobil-mobil yang melaju di sepanjang Corniche, jalan utama di kota, dan mengendalikan rute.
Para pengunjuk rasa mencoba berpawai dari Corniche ke pusat kota tetapi tidak dapat melakukannya.
Saksi mata mengatakan demonstran anti-pemerintahmenyembunyikan wartawan di gedung-gedung terlantar dan memindahkan mereka untuk menjaga agar mereka aman dan memungkinkan mereka untuk melaporkan ke seluruh penjuru dunia.
Di dekat Lapangan Hijau di pusat kota, pengunjuk rasa anti-pemerintah muncul dari masjiddan mencari pendukung pro-pemerintah . Polisi membalas dengan melepaskan tembakan di udara untuk menghentikan konfrontasi, dan menghalau para pengunjuk rasa anti-pemerintah kembali ke masjid .
Di kota timur Ras Lanuf Sementara itu, pasukan yang setia kepada Gadhafi berjuang dengan anggota oposisi Jumat, oposisi pejuang dan komandan berkata. Dari kejauhan, terdengar pertempuran sengit di sekitar kota itu . Pasukan oposisi menuju garis depan.
PENGUNGSI
Bentrokan tersebut lagi-lagi memacu warga untuk meninggalkan negara itu. Meski jumlahnya turun dibanding minggu lalu, namun, mereka terus membanjiri daerah perbatasan menuju Tunisia , demikian staf badan pengungsi PBB mengatakan Jumat.Sekitar 15.000 orang telah menyeberangi perbatasan setiap hari. Pada Kamis dan Jumat jumlah itu anjlok menjadi kurang dari 2.000 . Secara keseluruhan, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, yang telah bekerja sama dengan badan pengungsi PBB, sebanyak 200.000 orang telah melarikan diri dari kekerasan yang meningkat di Libya.
Beberapa dari mereka yang melintasi perbatasan mengatakan kepada CNN bahwa ponsel /handphone mereka dan kamera disita oleh pasukan pro pemerintah di Tripoli. Banyak pengungsi yang masih ketakutan.
Sebagian dari mereka melarikan diri adalah orang Mesir yang telah bekerja di Libya. Pekerja asing juga termasuk warga negara-negara lainnya termasuk Bangladesh, Thailand, Vietnam, Sudan, Ghana dan Mali juga berusaha melarikan diri dari negeri itu.
Di dekat perbatasan Mesir, sekitar 8.000 orang asing menugunggu evakuasi di timur kota Benghazi. Mereka termasuk warga Ethiopia dan Somalia, demikian keterangan dari badan pengungsi. ”Mereka tampaknya telah berkumpul secara spontan dan berkemah bersama-sama demi keamanan saat mereka menunggu di perbatasan,” kata juru bicara badan pengungsi Melissa Fleming .
Dia mengatakan sebagian besar dari orang-orang akan dievakuasi dalam dua hari ke depan.
Selain itu, kini 110.000 orang di Libya telah dalam keadaan kritis. Komite Internasional Palang Merah Jumat menyatakan, badan ini menganggarkan $ 26 juta untukbantuan kemanusiaan di Libya baik yang di dalam negeri dan ribuan yang telah dituangkan ke Tunisia.
Selain itu, kini 110.000 orang di Libya telah dalam keadaan kritis. Komite Internasional Palang Merah Jumat menyatakan, badan ini menganggarkan $ 26 juta untukbantuan kemanusiaan di Libya baik yang di dalam negeri dan ribuan yang telah dituangkan ke Tunisia.
Badan itu mengatakan akan menggunakan anggaran itu untuk makanan, air, perawatan kesehatan, sanitasi dan kebersihan .
DOKTER DISERANG
Sementara itu, seorang dokter di kota barat laut Misrata mengatakan hal itu diserang oleh pasukan yang setia kepada penguasa . Para penyerang menembak dokter dan ambulans, kata dokter. ”Kami menguasai kota kami, kami berusaha untuk melindungi kota kami,” kata dokter “AC360″ CNN Jumat pagi.
“Kami melakukan pekerjaan kami di rumah sakit dan mencoba untuk mengobati semua orang. Pagi ini, mereka menembak ambulans kami Salah satunya meledak …. Mereka menembak di dokter kami,” ungkapnya.
Setidaknya 40 orang tewas di kota dan 300 menderita luka tembak di kepala dan dada, kata dokter.
Ibrahim Musa, juru bicara rezim Khadafi, membantah laporan serangan terhadap pengunjuk rasa damai dan membom instalasi militer.
Di Washington, Presiden Barack Obama mengatakan dia telah menyetujui penggunaan pesawat militer AS untuk membantu warga Mesir yang melarikan diri dari kerusuhan itu untuk kembali ke rumah. Ia mengatakan telah mengutus US Agency for International Development untuk nambah pesawat carteran .
“Puluhan ribu orang dari berbagai negara yang melarikan diri dari Libya. Kami memuji respon pemerintah Tunisia dan Mesir , bahkan ketika mereka juga sedang mengakami transisi politik di negeri mereka sendiri,” kata Obama.
Pentagon telah mengumumkan pengiriman dua pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan ke Tunisia pada hari Jumat sore. Tetapi mereka belum bisa membawa pengungsi keluar dari negeri itu. Dengan nama Operasi Odyssey Fajar, pesawat membawa selimut, makanan kaleng dan air.
Liga Arab sendiri telah menolak adanya ”intervensi asing”, dan mengatakan apa yang sedang terjadi di Libya merupakan ”urusan internal yang ditentukan oleh rakyat dan pemerintah mereka.”
Tapi liga tidak dapat mengabaikan penderitaan warga sipil dan akan mempertimbangkan pengenaan “zona larangan terbang” dalam koordinasi dengan Uni Afrika jika pertempuran berdarah terus berlanjut , kata Hisyam Yousef, kepala staf dari Liga Arab.
Pengadilan Kriminal Internasional mengatakan hari Kamis bahwa Khadafi dan beberapa anak-anaknya serta penasihatnya kini berada di bawah penyelidikan untuk tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan. (CNN/dms)
No comments:
Post a Comment